Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin,wabihi nasta’inu ‘ala umuridunya wad din. Wash sholatu was salamu ‘ala asyrofil anbiya I wal mursalin. Wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. amma ba’du

Qala Allahu ta’ala fi kitabihil karim: bismillahirrahmanirrahim. Ya ayyuhal ladzina amanu kutiba ‘alaikumush shiyamu kama kutiba ‘alal ladzina min qablikum la’allakum tattaqun.

Yang terhormat, para alim ulama, para kyai yang senantiasa kita ta’dhimi dan kita ikuti segala petunjuknya
Yang terhormat,bapak/ibu hadirin yang hadir pada kuliah shubuh pada pagi hari ini

Pertama, marilah kita senantiasa memanjatkan rasa syukur kita kehadirat Allah swt yang telah menganugerahkan kenikmatan-kenikmatan yang sangat banyak kepada kita semua sehingga kita sendiri tidak akan pernah mampu menghitungnya
Kedua kalinya, sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad saw. Sosok nabi pengayom umat yang senantiasa kita idam-idamkan syafaat beliau besok di hari kiamat.

Bapk/ibu yang saya hormati
Perkenankanlah kami menyampaikan kuliah shubuh pada kali ini dengan tema “Ramadhan sebagai madrasatul mukmin

Bapak/ibu yang saya hormati,kita semua pasti sudah mengetahui bahwa bulan ramadhan ini adalah bulan yang sangat mulia. Kemuliaan bulan ramadhan sudah banyak disampaikan dalam sekian banyak ayat Alqur’an, sekian banyak hadits nabi, dan sekian banyak ceramah oleh para da’i.  Namun apakah bapak/ibu mengetahui, apa yang membuat ramadhan menjadi istimewa? Jawabannya adalah karena Allah swt menjadikannya mulia. Sekilas jawaban ini terkesan seperti gurauan, namun justru jawaban inilah dasar sesungguhnya yang harus kita sadari dan kita pahami bersama.

Banyak sekali orang yang menjadi sangat rajin beribadah saat bulan ramadhan. Mereka menjadi sangat islami, mulai dari pakaiannya, perkataannya, bahkan tontonannya. Jika kita cermati tayangan-tayangan televisi jika sudah bulan ramadhan pun banyak yang diembel-embeli islam. Jika biasanya tayangannya adalah audisi dangdut, sinetron percintaan, atau lainnya,maka di bulan ramadhan stasiun tv berlomba-lomba menayangkan tabligh, pengajian, acara tahfidz,kajian islam, dan sebagainya. Semua ini tidak terlepas dari besarnya pahala yang dijanjikan Allah bagi orang yang beribadah di bulan ramadhan. Tentu saja hal ini baik,akan tetapi perlu kita sadari bahwa ada hal yang sesungguhnya lebih besar daripada janji pahala yang diberikan Allah,yaitu Allah itu sendiri.


Bapak/ibu yang saya hormati. Jika anda ditawari sebuah pekerjaan oleh seorang juragan dengan janji imbalan gaji yang sangat besar. Apakah anda akan melakukan pekerjaan itu demi gaji yang besar itu ataukah demi mendekati juragan itu agar senantiasa berada dekat dengan juragan? Akal pikiran yang sehat tentu akan memilih alas an yang kedua, karena dengan dekat dengan juragan, maka gaji bukanlah sebuah masalah besar. Begitu halnya ibadah yang kita lakukan di bulan ramadhan ini,jika kita hanya mengejar pahala yang dijanjikan oleh Allah saja,kita melupakan tujuan yang lebih besar, yaitu Allah. Maka mari kita perbaiki niat ibadah kita untuk senantiasa hanya mengharap ridho Allah swt.

Bapak/ibu yang saya hormati, bulan ramadhan itu seperti halnya sekolah bagi orang mukmin. Ramadhan diharapkan dapat membentuk pribadi mukmin sedemikian rupa agar menjadi orang-orang yang lebih bertakwa. Di bulan ramadhan kita didorong dan dimotivasi untuk melaksanakan ibadah melebihi porsi ibadah yang biasa kita lakukan di bulan-bulan lainnya. Pagi hari kita diwajibkan untuk melaksanakan puasa,malam harinya kita dianjurkan untuk melakukan shalat tarawih, tadarus.  Belum lagi amalan-amalan sunnah lainnya,yang konon pahalanya menyamai pahala amalan wajib di waktu selain bulan ramadhan. Amalan-amalan ini ibarat sebuah latihan untuk menggembleng jiwa-jiwa mukmin menjadi pribadi yang lebih berkualitas di hadapan Allah swt. Seperti halnya di sekolah, kita diberi pelajaran dengan sekian banyak beban yang harus kita jalani, semua itu bertujuan untuk menjadikan kita menjadi manusia yang lebih baik dibanding sebelumnya.

Jika disekolah kita harus menjalani sekian banyak mata pelajaran yang harus kita pelajari, maka di bulan ramadhan ini pun kita diminta untuk menjalankan sejumlah aktifitas ibadah . Hanya saja, tidak semua kita dapat menjalankan semua aktifitas ibadah tersebut. Ada orang yang hanya dapat menjalankan puasa saja,tapi tidak pernah tarawih. Ada orang yang sudah puasa dan tarawih, tapi belum dapat tadarus alqur’an.  Ada yang sudah puasa,tarawih, dan tadarus, tapi belum dapat melaksanakan sholat fardhu secara berjamaah. Bahkan di bulan ramadhan seperti ini pun ada orang yang tidak puasa, tidak tarawih, apalagi tadarus. Hal ini dikarenakan memang kemampuan dan kadar  ketaatan manusia berbeda-beda. Begitu pun juga kesempatan yang dimiliki manusia juga berbeda-beda. Seperti di sekolah,ada anak yang pandai dalam berhitung, tapi lemah dalam olahraga. Atau anak pandai dalam membuat puisi, tapi kesulitan saat menghafal pancasila. Tentu saja dikarenakan kemampuan dan minata masing-masing anak tersebut berbeda.

Lalu bagaimana sikap kita? Sebagai mukmin,kita hanya wajib berusaha meningkatkan amaliyah kita sebaik-baiknya tanpa merendahkan amaliyah ibadah orang lain. Orang yang rajin tarawih di masjid, jangan sampai merendahkan orang yang ‘hanya’ tarawih di musholla. Orang yang rajin tadarus,jangan sampai memperolok  amaliyah orang yang “hanya’ mendengarkan bacaan tadarus saja. Disini kita perlu belajar dari kisah imam ghazali yang dimasukkan surge sebab “amaliyah sepele”nya dalam memberi minum lalat yang kehausan. Padahal “amaliyah besar” dan fenomenal dari Ghazali sangatlah banyak,namun justru amal kecilitulah yang menjadi sebab beliau masuk surga. Wallahu a’lam.

Akhirnya, kita berdoa semoga amaliyah kita di bulan ramadhan ini dapat diterimaoleh Allah swt. Dan kita dapat menjalani ramadhan ini dengan sebaik-baiknya sehingga ketika kita keluar dari bulan ramadhan, kita benar-benar menjadi pribadi mukmin yang lebih baik daripada sebelumnya. Kan gak lucu jika kita sudah berkali-kali lulus sma tapi kelakuan kita tidak lebih bagus dari anak tk.
Bapak/ibu yang saya hormati, demikian kuliah shubuh yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Jika terdapat kesalahan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhirul kalam, wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Post a Comment