SHALAT BERJAMAAH

 A.    Ketentuan Shalat Berjamaah

1.      Pengertian Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah ialah : shalat yang dilakukan bersama-sama oleh dua orang atau lebih, salah satu menjadi iman yang lain menjadi makmum menurut ketentuan syariat.

2.      Hukum Shalat Berjamaah

Hukum shalat berjamaah adalah sunat muakad yaitu sunat yang sangat dianjurkan. Melakukan shalat dengan berjamaah lebih utama dibanding dengan shalat munfarid (sendirian) pahalanya dilipatgandakan 27 derajad.

 

3.      Imam

Imam ialah : pemimpin shalat yang berada di paling depan dan semua gerak-geriknya dianut oleh makmum pada waktu melaksanakan shalat.

a.      Syarat-syarat menjadi Imam :

1.      Imam hendaknya orang yang lebih bagus bacaan ayat-ayat Al Qur’annya

Hadis Nabi yang artinya:

      “Yang berhak menjadi imam adalah yang paling bagus bacaannya”.           

      (HR Muslim, Ahmad dari Anas).

2.      Imam hendaknya orang yang banyak mengetahui dan memahami tentang shalat.

3.      Imam hendaknya berdiri didepan makmum

4.      Imam hendaknya orang yang berakhlak mulia

5.      Imam hendaknya tidak mengikuti yang lain (tidak sedang menjadi makmum)

6.      Imam hendaknya berniat menjadi imam

7.      Imam hendaknya membaca surat pendek

8.      Iman hendaknya bukan orang yang batal shalatnya

9.      Laki-laki boleh menjadi imam bagi makmum laki-laki, laki-laki dan perempuan (campuran), sedangkan perempuan hanya boleh menjadi imam bagi makmum perempuan.

b.      Urutan yang berhak menjadi Imam :

1)      Orang yang paling bagus bacaan Al Qur’annya

2)      Orang yang banyak hafalan ayat-ayat Al Qur’annya

3)      Orang yang paling banyak pengetahuan dan pemahamannya tentang shalat

4)      Orang yang paling tua diantara jamaah

5)      Tuan rumah jika berjamaah dengan tamu

c.       Tata cara menjadi Imam

1)      Imam berdiri di bagian paling depan, menghadap kiblat

2)      Sebelum shalat dimulai Imam memperhatikan shaf makmum

3)      Dalam membaca takbiratul ihram dikeraskan, sambil berniat menjadi imam pada shalat yang dikerjakan.

4)      Membaca doa iftitah tidak dikeraskan tetapi dalam membaca Al Fatihah dan surat-surat dikeraskan (dalam shalat magrib, isya, subuh, shalat jum’at dan shalat-shalat sunat tertentu).

5)      Membaca keras, takbir pada tiap pindah gerakan (takbir intiqolat).

4.      Makmum

Makmum ialah : orang yang mengikuti salatnya imam, berada di belakang imam.

a.      Syarat-syarat menjadi makmum

1)      Makmum berniat mengikuti imam

2)      Makmum harus mengikuti segala gerak gerik imam

3)      Makmum mengetahui gerak gerik imam

4)      Makmum berada pada satu tempat dengan imam

5)      Makmum tidak boleh lebih ke depan daripada imam

6)      Makmum tidak boleh mengikuti imam yang batal shalatnya

7)      Makmum laki-laki tidak boleh mengikuti imam perempuan

8)      Shalat yang dilakukan oleh makmum sama dengan shalat yang dilakukan imam, dalam hal aturannya

b.      Tata cara menjadi makmum :

1)      Makmum berdiri di bagian belakang imam, dengan shaf yang teratur rapi dan menghadap kiblat

2)      Makmum berniat shalat sebagai makmum

3)      Makmum mengikuti gerak gerik imam tidak boleh mendahuluinya

4)      Makmum membaca semua bacaan salat tidak dikeraskan, kecuali bacaan amin setelah imam selesai membaca Al Fatehah.

5)      Pada waktu imam membaca Al Fatehah, makmum mendengarkan saja sedangkan setelah imam selesai membaca Al Fatehah, barulah makmum membaca Al Fatehah (waktunya bersamaan dengan imam membaca surat atau pada waktu imam diam).

6)      Jika imam salah atau lupa dalam salatnya makmum laki-laki mengingatkan dengan mengucapkan “subhanallah” sedangkan makmum perempuan dengan menepukkan tangan.

7)      Jika imam batal salatnya, maka makmum yang belakang imam maju selangkah menggantikannya.

 

5.      Masbuk

Menurut bahasa Masbuk artinya adalah terlambat, kedahuluan, ketinggalan atau tertinggal. Masbuk yaitu makmum yang terlambat, sehingga tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk membaca Fatihah ketika berdiri bersama imam. Kebalikannya adalah Muwafiq yakni makmum yang mempunyai kesempatan yang cukup untuk membaca Al Fatihah ketika berdiri bersama imam.

 

Ketentuan bagi makmum masbuk adalah sebagai berikut :

1)      Apabila makmum takbiratul ihram sewaktu imam belum rukuk, hendaklah makmum membaca Surat Al Fatehah sedapat mungkin. Akan tetapi jika belum selesai membaca surat Al fatihah imam rukuk, maka makmum mengikuti rukuk.

2)      Apabila makmum, mendapati imam sedang rukuk, hendaklah makmum takbiratul ihram kemudian langsung mengikuti rukuk.

3)      Makmum masbuk yang dapat melakukan rukuk bersama imam dengan sempurna maka salatnya dihitung mendapat satu rekaat.

4)      Apabila makmum mendapati imam sedang sujud, maka makmum hendaklah takbiratul ihram kemudian langsung mengikuti sujud, (hal yang demikian belum dapat dihitung satu rekaat) dengan demikian setelah imam membaca salam, makmum berdiri lagi untuk menyempurnakan kekurangan rekaatnya.

 

6.      Shaf Salat Berjamaah

 

Shaf atau barisan merupakan salah satu penentu kesempurnaan shalat berjamaah.

 

Cara pengaturan shaf yang baik adalah :

1)      Imam berdiri di depan makmum

2)      Jika makmum seorang laki-laki, berdiri di balakang imam sebelah kanan, jika makmum seorang perempuan di belakang imam sebelah kiri

3)      Jika makmum dua orang, berdiri di belakang imam sebelah kanan dan kiri

4)      Jika makmumnya lebih dari dua orang yang terdiri laki-laki dan perempuan, maka pengaturan shafnya adalah : Imam, makmum laki-laki dewasa, makmum laki-laki anak-anak, makmum perempuan dewasa, makmum perempuan anak-anak

5)      Shaf harus lurus dan rapat

 

7.      Bacaan Sirran (lirih) dan Jahran (nyaring)

Dalam melaksanakan salat berjamaah ada beberapa bacaan yang disunatkan dibaca jahran (nyaring) ada yang di baca sirron (lirih).

Bacaan shalat yang dibaca jahran adalah : takbiratul ihram, Al Fatehah, dan ayat (surat) Al Qur’an sesudah fatihah pada rekaat pertama dan kedua, takbir setiap pindah gerakan, doa qunut (jika ada) serta salam pertama maupun kedua.

Salat fardu yang imamnya disunatkan membaca jahran (nyaring) ialah salat : subuh, maghrib, isya, dan salat jumat. Sedangkan salat sunat yang dibaca jahran adalah salat tarawih, salat witir, salat khusuf, salat kusuf, salat istisqa’, salat Idul Fitri juga salat Idul Adha.

Bacaan jahran ini hanya bagi imam saja sedangkan makmum tetap membaca dengan sirron (lirih) kecuali bacaan “amin” jika imam selesai membaca surat Al Fatihah.

                                             

B.     Hikmah Salat Berjamaah

  1. Menambah syiar Islam
  2. Mempererat tali persaudaraan dan persahabatan antara sesama muslim
  3. Menghilangkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin
  4. Menumbuhkan sikap saling menolong dan kasih sayang antara sesama muslim

Post a Comment