Tadarus Ramadhan

Selama Ramadhan tahun 1434 ini saya berniat membuat posting (lebih tepatnya "status) yang saya tampilkan di akun facebook saya. Tujuannya tak lain agar menciptakan suasana Ramadhan,atau paling tidak menyaingi status-status lain yang masih lebay dan galau. Semoga bermanfaat...
Tadarus 1
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Surat Al Baqarah ayat 54
Untuk bertobat dari kesalahan yang pernah dilakukan, mereka (umat Nabi Musa) harus mati. "Faqtuluu anfusakum" Golongan yang baik membunuh saudaranya yang telah lalai (disebutkan dalam Tafsir Jalalain bahwa orang yang mati waktu itu sekitar 70.000). Sungguh sebuah harga yang harus dibayar saat seorang hamba telah musyrik. Jika dibandingkan kita, umat Nabi Muhammad maka rahmat Allah bagi kita sangatlah besar. Tak perlu sampai tanggalkan nyawa untuk bertobat. Jangan sia-siakan rahmat itu...
Shadaqallahul 'Adhim

Tadarus 2
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (Q.S Al An'am: 160)
Lihatlah...betapa Tuhanmu Maha Pemurah dan Maha Adil. Ia mengganjar orang yang "kembali" dengan membawa kebaikan (hasanah: dalam hal ini berupa keimanan) dengan sepuluh kali lipat kebaikan. dan Ia mengganjar orang yang "kembali" dengan membawa keburukan (sayyi'ah: dalam hal ini kemusyrikan dan amal jelek) dengan balasan yang setimpal (tidak berlebih).
Ya Allah, jadikan kami golongan orang yang kembali padaMu dengan membawa bekal kebaikan. Amin
Shadaqallahul 'Adhim

Tadarus 3
إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ (Q.S Ali Imran: 5)
Masih mau sembunyi?? Bagi Allah tak ada yang samar, jangankan kalian yang ada di bumi (yang luasnya tak selebar daun kelor), lha wong yang ada di langit yang luas saja semua Allah ketahui. Barhati-hatilah
Semoga kita senantiasa terjaga dan menjaga diri kita dari hal yang membuat kita malu di hadapanNya kelak
Shadaqallahul 'adhiim

Tadarus 4
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا (Q.S An Nisa:10)
Ancaman Allah sudah sangat jelas dan mengerikan. Mereka yang memakan (menggunakan) harta anak yatim tanpa hak, maka sama saja mereka memenuhi perut mereka dengan api (neraka) . Na'udzubillah.
Shadaqallahul 'adhim

Tadarus 5
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (Q.S An Nisa:114)
Memang sudah semestinya ada mereka yang mengingatkan dan menyeru kepada kebaikan atau berbuat baik kepada sesama. dan hanya mereka yang melaksanakan itu karena mengharap ridla Allah lah yang akan memperoleh ganjaran yang agung. (dibalik kekhawatiran dan pesimistis akan dakwah kita yang lebih didasarkan atas materi). semoga saja tidak
Shadaqallahul 'adhiimm

Tadarus 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ )Q.S Al Maidah:51(
JIka kalian memang benar-benar orang yang beriman dan menjaga keimanan kalian, hendaknya kalian tiada pernah menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagi pemimpin dan panutan kalian. karena siapa saja yang meniru sebuah kaum, maka sesungguhnya ia termasuk bagian dari kaum tersebut. Mari kita jaga diri dan keluarga kita dari pengaruh Yahudi dan Nasrani yang (mungkin) tanpa kita sadari pelan-pelan akan menyeret kita dalam kesesatan. Na'udzubilah
Shadaqallahul 'adhimm

Tadarus 7
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ (76) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79) وَحَاجَّهُ قَوْمُهُ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ.(Q.S Al An'am:76-80)
Sebuah pembelajaran berharga, bagaimana seorang Nabi membimbing umatnya menuju Tuhan yang sesungguhnya, Tuhan yang seharusnya di pertuhankan.
Satu contoh strategi "learning by invention". Begini seharusnya kita menyadarkan umat
Shadaqallahul 'adhim

Tadarus 8
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ (Q.S Al An'am:125)
Hidayah adalah hak prerogatif Allah. Hanya Dia yang menentukan siapa yang dikehendaki untuk dilapangkan dadanya menerima agama Islam, dan Dia pula yang menghendaki kesesatan seseorang dengan sempitnya dada (pikiran) sehingga cahaya Ilahi tak mampu merasuk dalam hatinya
Shadaqallahul 'adhim

Tadarus 9
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ )Q.S Al Anfal:24)
Sebisa mungkin manusia hendaknya memenuhi panggilan Allah dan rasul Nya, karena sesungguhnya Allah menguasai diri dan hati hamba. Dalam Tafsir Jalalain, فلا يستطيع أن يؤمن أو يكفر إلا بإرادته (tiada mampu seorang hamba beriman atau ingkar (kufur) kecuali atas kehendakNya) Demikianlah Allah berskenario
Shadaqallahul 'Adhim

Tadarus 10
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ )Q.S Al Anbiya:83)
Doa ini baru diucapkan Nabi Ayyub setelah beliau diberi cobaan dengan kepailitan, kehilangan seluruh anaknya, serta diberi penyakit dan ditinggalkan orang-orang disekitarnya selama 3 tahun (menurut riwayat lainnya selama 7 bahkan 12 tahun). Beliau "baru" mengadu pada Allah setelah sekian lamanya cobaan itu dialami, padahal beliau adalah seorang kekasih Allah yang semestinya semua doanya akan dikabulkan oleh Allah. Ternyata beliau malu untuk meminta, malu untuk mengadu karena sebelum masa sulit itu beliau telah dikaruniai harta, anak dan kasih sayang orang-orang disekitarnya selama kira2 80 tahun
Pertanyaan bagi kita sekarang adalah, mengapa begitu mudahnya kita mengeluh ketika kita baru saja mengalami kesultan-kesulitan sederhana. bahkan dengan sekian banyaknya sosial media saat ini, kita dapat gampang saja mengeluh, curhat, bercerita tentang masalah kita, kegalauan kita pada seluruh dunia, seolah allah tidak menyertakan kemampuan dan kekuatan untuk mengatasi cobaan yang kita terima
Shadaqallahul 'adhiimm

Tadarus 11
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (Q.S Yunus:57)
Alquran itu sudah "ngabehi". Sungguh ia dapat menjadi pitutur dan juga obat bagi permasalahan yang menyesakkan hati kalian. Ia juga menjadi petunjuk dan rahmat bagi mereka yang beriman
Shadaqallahul adhim

Tadarus 12
Surah Yusuf merupakan salah satu surat favorit saya. Menarik karena surah Yusuf berkisah tentang drama terbaik. Didalamnya berisi ketulusan seorang ayah, intrik saudara yang penuh iri, dan paling menarik adalah kisah Yusuf dan Zulaikha. Dua orang yang sama-sama saling mencinta, terpisah oleh kondisi dan keadaan, namun akhirnya mereka dapat bersatu. Dengan segala kisah dramatis yang terkandung dalam surah Yusuf, banyak yang dapat kita pelajari bagi kehidupan kita. Membaca Surah Yusuf seolah sedang membaca sebuah kisah yang (bagi saya) tidak pernah membosankan. Semoga anda juga. Silahkan simak dan pelajari kisah drama terindah di dunia
‪#‎ketika‬ tontonan yang ada sekarang tiada lagi mendidik, kisah dalam surah Yusuf sangat menarik. Rasanya sangat ingin mengisahkannya menjelang tidur si kecil
Shadaqallahul 'adhimm
Thanks for her

Tadarus 13
(masih) Membaca surah Yusuf, bertemu ayat yang dulu sering dijadikan hujjah oleh syaikhi, K.H Sya'roni Ahmadi ketika mengajarkan tawassul pada santri-santrinya. Yaitu ayat ke 97 dan 98, mengisahkan tentang penyesalan saudara-saudara Yusuf telah berbuat aniaya terhadap Yusuf. Mereka pun memohon kepada ayah mereka (Ya'kub) agar bersedia memohonkan ampun kepada Allah. Dan Nabi Ya'kub pun menyanggupinya "saufa astaghfiru lakum rabbi-akan aku mintakan kepada Tuhanku, ampunan bagi kalian"
Demikian indah...
Kisah drama terbaik itu pun ditutup dengan satu ayat "laqad kaana fii qashashihim 'ibratul li ulil albaab-Sungguh dalam kisah-kisah mereka ada (terkandung) pelajaran (ibrah) bagi orang-orang yang memiliki albab (pikiran jernih/nurani).
Shadaqallahul 'adhiim

Tadarus 14
Ketika iblis ditanya oleh Allah perihal mengapa ia tidak mau bersujud kepada Adam, iblis menjawab "lam akul li asjuda li basyarin khalaqtahu min shalshalin min hama in masnun-aku tidak bersujud pada manusia yang Kau ciptakan dari lumpur yang busuk baunya"
Pertanyaannya, bagaimana perasaan kalian ketika karya yang kalian banggakan dihina semacam itu??
Shadaqallahul 'adhiim

Tadarus 15
Ketika kita lahir kita adalah orang yang paling tidak punya apa-apa (bahkan sampai saat ini). tiada mengerti apapun. Namun yang indah adalah bahwa Allah telah menganugerahi pendengaran (sama') penglihatan (abshar) dan hati/fikiran (af'idah) sebagai modal bagi kita untuk semakin sadar akan keagunganNya dan kedermawananNya, yang pada akhirnya akan mendorong kita untuk semakin beryukur padaNya. (An Nahl:78)
Shadaqallahul 'adhimm

Tadarus 16
Ucapkanlah...seandainya seluruh air di samudera menjadi tinta untuk menuliskan "kalimat-kalimat" Allah, maka akan habis air itu sebelum habis "kalimat-kalimat" Tuhan...meskipun volume air itu telah berlipat-lipat banyaknya. Demikian kiranya ayat 109 surat Al Kahfi menggambarkan pada kita betapa luas dan hebatnya kekuasaan Allah, Tuhan kita.
‪#‎Dengan‬ tekhnologi data sekarang ini, bahwa satu butir padi saja mampu menyimpan jutàan data, maka alangkah semakin kerdilnya akal manusia ini.
‪#‎Jangan‬ pernah merasa puas dengan pengetahuan yang kau punya, masih banyak yang perlu kau pelajari dan tetaplah rendah hati
Shadaqallahul 'adhimmm

Tadarus 17
Nabi Musa pernah ditanya oleh Allah "wama tilka bi yamiinika ya musa-apa itu yanh ada di tangan kananmu musa? (Q.S Thaha:17)
Nabi Musa menjawabnya dengan panjang lebar "hiya 'ashay, atawakka u 'alaiha wa ahussyu biha 'ala ghanami waliya fiha ma aribu ukhra-Ini tongkatku, aku bertopang di atasnya dan aku juga menghalau kambing-kambingku dengannya, selain itu tongkat ini juga banyak kegunaan lain bagiku" (Q.S Thaha:18)
Lihatlah tingkah seorang pencinta dihadapan Dzat yang dicintainya. Mereka bisa menjadi sangat "lebay". Pertanyaannya kan hanya "apa itu?" sebenarnya cukup dijawab "ini tongkatku"
Tapi mengapa Nabi Musa menjawab sedemikian panjang...semua itu karena kecintaannya pada Allah. Tak ubahnya seperti kita yang akan berlama-lama dan berpanjang-panjang kalam dengan kekasih kita.
Satu hal yang perlu kita renungkan kembali adalah, sudah benarkah sikap kita yang berkata bahwa "aku cinta Allah, aku cinta Rasulullah" tapi seberapa lama kita betah bercakap dengan Allah melalui bacaan firmanNya; melalui sholat-sholat kita...
Shadaqallahul 'adhiimm

Tadarus 18
Ah jadi malu ketika membaca surat An-Naml ayat 19. Seorang raja diraja, yang tahtanya menguasai hampir seluruh wilyah bumi, yang dihormati, disegani, dan ditakuti rakyat , yang kekuasaannya meliputi manusia, jin dan binatang, beliau hanya tersenyum saat sekumpulan semut berlarian karna khawatir terinjak saat pasukan Nabi Sulaiman datang. Lalu kemudian Nabi Sulaiman berdoa "rabbi auzi'ni an asykura ni'matakal lati an'amta 'alayya wa'ala wa lidayya wa an a'mala shalihan tardhahu wa adkhilni birahmatika fi 'ibadikash shalihin"
Aku malu jika manusia yang tanpa kekuasaan dan selalu bergumul dengan kekurangan dan kesalahan ini masih sering jumawa, merasa besar hanya karna pujian "basa-basi". Aku malu karena seringkali melupakan siapa pemberi kenikmatan yang kita rasakan. Aku malu karena sering lalai untuk sekadar berterima kasih kepada Pemberi nikmat itu dengan melakukan perbuatan shalih yang diridhainya. Aku malu
Maafkan aku Tuhan
Shadaqallahul 'adhimm

Tadarus 19
Tadarus kali mengingatkanku pada kekuatan para ibu yang merelakan putra-putrinya tinggal jauh darinya demi agar si anak menjadi anak yang mandiri.
Ketika itu, ibunda nabi Musa yang sedang ketakutan dan menyembunyikan keberadaan putranya dari instruksi pembunuhan bayi laki-laki oleh fir'aun, diberi wahyu oleh Allah untuk (justru) membuang anak kesayangan itu ke sungai (bengawan) dengan janji akan dikembalikan lagi ke sisi sang ibu dan sang putra akan dijadikan seorang rasul. (Q.S al Qashash:7)
Mungkin karena sedemikian kuat iman ibu itu dan juga janji Allah, ia rela untuk berpisah dan mengalirkan putranya di sungai. Bagiku, itu sebuah pengorbanan yang cukup berat.
Melalui status ini, aku hanya dapat menitipkan doa semoga semakin banyak ibu-ibu serupa ini, yang merelakan egonya untuk selalu mendekap putranya demi agar si anak dapat berkembang mandiri sehingga dapat mengemban tugas dakwah agama dengan baik.
Salut untuk ibu dari para santri di pesantren. Semoga ridha Allah menyertai tiap doa di setiap malam yang mereka panjatkan demi putranya. Amin.
Shadaqallahul 'adhimmm

Tadarus 20
"Kullu nafsin dzaaiqatul maut-setiap yang bernyawa pasti akan mati"
Tak usah kau risaukan kapan dan bagaimana prosedurnya kau akan mati kelak...
tapi risaukanlah apa yang akan terjadi terhadapmu setelah kematian itu...

Tadarus 21
"innasy syaithona lakum 'aduwwun fattakhidzuhu 'aduwwa...innama yad'uu hizbahu liyakunu min ashhabis sa'iir-sungguh setan itu adalah musuh bagimu, maka perlakukan ia selayknya musuh. sesungguhnya ia mengajak untuk menjadi kelompoknya agar golongannya itu menjadi penghuni neraka sa'ir" (Q.S Fathir:6)
Perang belum usai kawan...kenali siapa musuhmu dan menangkanlah peperangan ini.
Shadaqallahul 'adhiim

Tadarus 22
قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَى نِعَاجِهِ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ
Kesalahan apa gerangan yang mengakibatkan Nabi Dawud hingga meminta ampunan, bahkan hingga bersujud di hadapan Tuhannya?? bagaimana pula dengan kesalahan yang diperbuat Nabi Adam dan istrinya saat tergoda untuk memakan buah dari syajaratil khuld??? Ternyata dibalik kema'shuman para Nabi, mereka di setting seolah melakukan "kesalahan". Dan bagi kita, sekarang, dapat kita rasakan buah dari "kesalahan" yang mereka lakukan. Nabi Sulaiman terlahir berkat "kesalahan" Nabi Dawud mencintai istri salah seorang panglimanya. Anak cucu Nabi Adam juga terlahir setelah Ibu Hawa dan Nabi Adam "terbuang" ke dunia.
Karna itu kawan, jangan terlampau dini menilai keburukan sesuatu. Mungkin yang baik ataupun buruk di matamu, tidaklah sebagaimana penglihatanmu
Shadaqallahul 'adhim

Tadarus 23
"Fabiayyi alaa i robbikumaa tukadzdibaan-maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan"
Entah sampai berapa kali Allah mengulangi ayat ini dalam satu surat yang sama, surat ArRahman (yang artinya'Maha Pengasih' itu). Sepertinya Allah memberi isyarat seberapa besar potensi manusia untuk mendustakan nikmat Allah (hingga pertanyaan itu mesti diulang berkali-kali), pun dengan sifat ke-Maha Pengasih-annya cukup menyindir kita dengan ayat yang berulang-ulang itu, dan bukan langsung meng-adzab mereka yang mendustakan nikmat Allah itu.
Shadaqallahul 'adhiim

Tadarus 24
Senang sekali rasanya membaca Surat Insan di juz 29. Penggambarannya tentang nikmat yang akan kita terima di surga kelak sungguh menggiurkan. Penuturannya cukup detil, hingga bagaimana dan siapa yang akan melayani kita di surga. Kawan, cobalah sekali-kali kalian rasakan dan bayangkan keindahan-keindahan yang ditawarkan surga (meskipun surga tetap lebih indah dari bayangan kita)
Semoga...Ya Allah
Shadqallahul 'adhiimm

Post a Comment