Pendidikan Dalam Perspektif Alqur'an
Tafsir Q.S. Al-Alaq ayat 1-5
Makalah
ini akan membahas salah satu dari sekian banyak ayat dalam al-Qur’an yang
mengandung muatan pendidikan, yakni Q.S al-‘Alaq[1]
ayat 1-5. Surah al-‘Alaq adalah surah ke-96
dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 19 ayat dan
termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surah ini
adalah ayat-ayat al-Quran yang pertama diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad
bersemedi di gua Hira. Adapun bunyi Q.S al-‘Alaq ayat 1-5
adalah
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan,
2. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
-
Sebab Turun
Abudin Nata menjelaskan bahwa asbabun nuzul Q.S al-’Alaq
1-5 adalah adanya problema aktual yang dihadapi ummat yang menjadi sebab umat
tersebut jatuh kedalam lubang jahiliyah, yaitu :
1. Karena
mereka menyekutukan Tuhan (syirik);
2.
Karena mereka tidak mengetahui tentag
siapa dirinya dan apa tugas yang harus dilakukan;
3.
Karena mereka membiarkan dirinya berada
dalam kebodohan
(Keterangan
Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim )
-
Tafsir
Ayat pertama : اقرأ – قرأ –
يقرأ berarti menghimpun. Dengan demikian seseorang
tidak dapat dikatakan membaca, kecuali jika dia menghimpun kata demi kata dan mengucapkannya.
Berdasarkan pengertian tersebut Quraish Shihab lebih cenderung mengembalikan arti kata tersebut
kepada hakikat kata menghimpun, yaitu menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya dan sebagainya. Allah menyuruh
Nabi Muhammad Saw membaca teks, sementara teksnya tidak ada. Dengan begitu
dapat dipahami bahwa pengertian membaca di sini tidak dalam pengertian sempit,
yakni membaca teks, tetapi mencakup pengertian luas yaitu menghimpun berbagai
informasi melalui penelitian, penalaran. Semua itu merupakan sarana untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan.
بسم ربك
Mengaitkan
pekerjaan membaca dengan nama Allah mengantarkan pelakunya untuk tidak
melakukannya kecuali karena Allah, dan hal ini akan menghasilkan keabadian,
karena hanya Allah yang kekal abadi dan hanya aktifitas yang dilakukan secara
ikhlas yang akan diterimanya, tanpa keikhlasan semua aktifitas akan berakhir
dengan kegagalan dan kepunahan.
Ayat Kedua : إنسان – بشر (Insan mengacu pada manusia
dengan segala keragaman sifatnya, sedangkan basyar lebih mengacu pada
fisik manusia).
Manusia adalah makhluk pertama yang
disebut Allah dalam al-Qur’an melalui wahyu pertama, bukan saja karena ia
diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, atau segala sesuatu dalam alam
raya ini diciptakan dan ditundukkan Allah demi kepentingannya, tetapi juga
karena kitab suci al-Qur’an ditujukan kepada manusia guna menjadi pelita
kehidupannya, salah satu caranya dengan menguraikan proses kejadian manusia.
Ayat Ketiga :
Pengulangan lafal إقرأ.
Disini kita
dapat melihat perbedaan antara perintah membaca pada ayat pertama dan ke tiga,
yakni yang pertama menjelaskan syarat yang harus dipenuhi seseorang ketika
membaca (dalam segala pengertian), yaitu membaca demi karena Allah, sedang
perintah yang ke dua menggambarkan manfaat yang diperoleh dari bacaan bahkan
pengulangan bacaan tersebut. Penyifatan
kata Robb dan Karim menunjukkan bahwa
kata karom atau anugerah kemurahannya dalam berbagai aspek,
dikaitkan dengan rububiyahnya, yakni Pendidikan, Pemelihara dan Perbaikan
makhluknya, sehingga anugrah tersebut dalam kadar dan waktunya selalu
bebarengan serta bertujuan perbaikan dan pemeliharaan. رب – ربوبية – تربية
Dalam Q.S al-‘Alaq ayat ketiga
Allah menjanjikan bahwa pada saat seseorang membaca dengan ikhlas karena Allah
maka Allah akan menganugrahkan kepadanya ilmu pengetahuan, pemahaman, wawasan
baru walaupun yang dibacanya sama.
Ayat Keempat
dan Kelima : Kata qolam pada Q.S al-‘Alaq ayat keempat dapat berarti hasil dari penggunaan
qalam tersebut, yakni tulisan. Penafsiran ini muncul karena bahasa, sering kali
menggunakan kata yang berarti alat atau penyebab untuk menunjuk akibat atau
hasil dari penyebab atau penggunaan alat tersebut, misalnya, jika seseorang
berkata “saya hawatir hujan” maka yang dimaksud dengan kata “hujan” adalah
basah atau sakit.
Disebutkan dalam sekian banyak
riwayat bahwa awal surat al-Qolam turun setelah akhir ayat ke lima surat
al-‘Alaq. Ini berarti dari segi masa turunnya kedua kata qolam tersebut
berkaitan erat, bahkan bersambung walaupun urutan penulisannya dalam mushaf
tidak demikian.
SIMPULAN
Al-Qur’an
menekankan tentang pentingnya pendidikan bagi manusia. al-Qur’an juga menekankan
akan pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam
raya ini. Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena
hanya manusia makhluk yang memiliki akal dan hati. Selanjutnya dengan kelebihan
akal dan hati, manusia mampu memahami fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya,
termasuk pengetahuan.
Selain membaca
dalam arti belajar, manusia juga diperintahkan untuk mengajar, sebagaimana
makna yang terkandung dalam kata اقرأ
yang diulang hingga sebanyak dua kali. Melalui Q.S al-‘Alaq ayat 1-5 ini,
al-Qur’an juga mengajarkan tentang metode pembelajaran dengan membaca, pembiasaan dan pengulangan.
Q.S al-‘Alaq
ayat 1-5 juga telah menjelaskan hakikat dan tujuan pendidikan, yakni upaya
membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap potensi yang ada pada
keduanya secara seimbang sehingga dapat melahirkan manusia yang seutuhnya.
[1] Al-‘Alaq ( العلق )dalam bahasa Arab berarti segumpal darah), diambil dari perkataan Alaq yang terdapat
pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra atau Al Qalam
Posting Komentar